Sabtu, 26 Maret 2011

Pesona Hutan yang Tersisa

PESONA HUTAN YANG TERSISA
Pohon-pohon menjulang tinggi menggapai langit, daun - daunya rimbun memayungi bumi dibawah sorot matahari. Sesekali angin bertiup sehingga bayang-bayang kerimbunan nampak jelas menari gemulai menyebarkan cahaya mentari keseluruh sudut, silih berganti sebagian terang sebagian gelap membuat kilauan bagai kerlap-kerlip lampu dan udara yang bergerak membelai lembut menyentuh kulit . Entah berapa jumlah flora tumbuh disini, di sela-selanya tumbuh ilalang yang kadang tingginya melebihi tinggi badanku.
Ramainya kicauan burung, suara – suara serangga dan teriakan kera bersahut-sahutan menjadi konser musik sehari-hari yang kini kudengar. Udara yang segar membuat alveolusku mengembang penuh sesak dengan oksigen, selalu kuhirup dalam-dalam dan kutahan perlahan untuk kuhembuskan. Kakiku kubiarkan bermain-main dengan tanah yang sebagian tertutup rumput hijau dengan daun – daun kering dan ranting-ranting patah yang berserakan, aku tak risau untuk tidak melindunginya karena aku ingin menebus keterasingannya selama ini yang selalu kupaksa terbungkus kaos kaki dan sepatu atau terkadang sandal jepit karena memeliharanya agar tidak tercemar kuman. Disini aku tidak takut dengan semua bayang-bayang kekhawatiran itu karena disini aku menemukan wilayah yang ramah, sinergi dan berproses dengan alamiah.