MEKANIKA KUANTUM
Istilah atom diperkenalkan pertama kali oleh Demokritus yang berarti tidak dapat dibagi ( A = tidak ; tomos = bagi ), kemudian berkembang bahwa atom tersusun dari partikel – partikel seperti proton , neutron yang berada dalam inti atom dan elektron yang beredar mengelilingi inti. Proton merupakan partikel penyusun inti yang bermuatan positif, sedangkan neutron adalah partikel penyusun inti yang tidak bermuatan atau netral. Kedua partikel ini disebut nukleon . Elektron adalah partikel yang bermuatan negatif dan beredar di sekitar inti atom. Seperti pernah dijelaskan dalam teori atom Bohr bahwa elektron mempunyai lintasan orbit tertentu dan elektron dapat tereksitasi ke lintasan luar dengan menyerap energi atau tereksitasi ke lintasan dalam mendekati inti atom dengan memancarkan energi, anda bayangkan bahwa pada model atom Bohr elektron – elektron bergerak seperti peredaran planet – planet mengitari matahari.
Tabel 1 : Partikel penyusun atom
Proton | Neutron | Elektron |
Partikel positif | Partikel tidak bermuatan | Partikel bermuatan negatif |
Nukleon | Nukleon | - |
Perkembangan teori mekanika kuantum
Louis de Broglie mengungkapkan konsep dualisme materi melalui eksperimen difraksi berkas elektron yaitu suatu materi memiliki dua sifat sebagai partikel juga sebagai gelombang. Sifat partikel dan
gelombang suatu materi tidak tampak sekaligus, sifat yang tampak jelas tergantung pada perbandingan panjang gelombang de Broglie dengan dimensinya serta dimensi sesuatu yang berinteraksi dengannya.
Sebagai contoh petir dengan kilat. Anda tentu pernah mendengar petir dan melihat kilat ketika turun hujan. Kilat terlebih dulu kita lihat sebelum petir kemudian kita dengar. Hal ini dapat kita jelaskan bahwa kilat merupakan sifat gelombang berwujud cahaya sedangkan petir merupakan sifat partikel berupa suara. Fakta ini salah satu yang mendukung konsep dari dualisme Louis de Broglie. Inilah yang mendasari munculnya teori mekanika kuantum.
Heseinberg ( 1901 – 1976 ) mengemukakan bahwa elektron tidak dapat ditentukan keberadaannya secara pasti. Keberadaan elektron hanya merupakan kebolehjadian menemukan elektron pada suatu area tertentu. Hal ini disebabkan tidak mungkin dapat ditentukan posisi sekaligus momentum dari suatu benda bergerak. Prinsip ketidakpastian ini menunjukan keterbatasan pengetahuan manusia.
Elektron dalam orbital yang bergerak dengan cepat akan membentuk suatu awan elektron. Awan elektron ini memberikan deskripsi peluang terbesar tempat elektron berada. Gerakan elektron pada tiap orbital membentuk awan dengan pola tertentu misalnya menyerupai bola, bola terpilin atau bentuk lainnya. Gerakan elektron yang sangat cepat ini membentuk ketebalan yang berbeda di tiap ruang orbital. Semakin tebal awan elektron semakin besar peluang elektron untuk ditemukan begitupun sebaliknya. Menurut persamaan fungsi gelombang Schrodinger ( persamaan fungsi gelombang ini sangat rumit dan akan dipelajari di perguruan tinggi ), distribusi elektron dalam orbital dapat ditentukan melalui 3 bilangan kuantum yaitu :
1. Bilangan Kuantum Utama ( n = nomor lintasan elektron / kulit ) 2. Bilangan Kuantum Azimut ( l = menunjukkan sub – lintasan / sub – kulit ) 3. Bilangan Kuantum Magnetik ( m = harga orbital )