Kamis, 07 April 2011

Can Nepi ka Magribna

Ungkapan orang Sunda " can nepi ka magribna " ( belum sampai ke magribnya ) terdengar dalam sebuah obrolan warung kopi. Apa sih maksudnya ?
Orang tadi bilang bahwa selama kita hidup sampai ajal menjemput ,kita belum akan tahu apakah kita ini tergolong orang baik atau sebaliknya.
Magrib datang bersamaan dengan berakhirnya pengembaraan matahari ( untuk sementara ) dan menyerahkan mandatnya kepada sang malam. Ibaratnya perjalanan manusia diawali seperti terbitnya matahari di ufuk timur dan terus bergeser perlahan menuju ke barat ( menjelang akhir siang/ menjelang magrib ).

Bila kita menganalogikan perjalanan hidup manusia itu seperti perjalanan terbitnya matahari di ufuk timur dan tenggelam di ufuk barat maka sebelum sampai di ufuk barat ada zona antara timur dan barat yang harus dilalui, sepanjang perjalanan itu kita lihat kadang muncul mendung kemudian gelap akhirnya turun hujan deras ke bumi di iringi kilatan petir dan gemuruh guntur yang menggelegar menggetarkan sekaligus membuat kita khawatir tetapi Allah mengatakan "seperti hujan menyiram tanah yang kering maka Kuhidupkan darinya tumbuh2an, maka itu ada berkah dalam hujan" sehingga kitapun dianjurkan untuk berdoa dikala hujan turun, analogi ini barangkali seperti perjalanan hidup kita yang ada kalanya dirundung kesedihan seperti langit yang mendung dan hati yang galau karena beban masalah yang tak tertampung di dada sehingga air matapun tak terbendung tetapi di balik itu semua sebenarnya melimpah kebaikan - kebaikan apabila kita mau menyempatkan diri menggali hikmahnya.
Juga selama perjalanannya menuju akhir /ufuk barat terkadang langit nampak cerah hangat dan menyenangkan, alam sekitar terasa bersahabat, barangkali keadaan seperti ini pernah kita jalani ,perasaan bahagia karena dianugrahi rezeki yang membebaskan, kesehatan yang melahirkan keberkahan, nikmatnya hidup dengan warni - warni yang indah dan berharap tidak akan pernah berlalu, tetapi mana mungkin sebab iklim harus menepati siklusnya.
Manusia memiliki pandangan yang terbatas yaitu hanya mampu melihat secara kasat mata karenanya penilaian kita sangat relatif benar dan relatif salah. Orang - orang yang selalu melakukan perbuatan - perbuatan baik tidak boleh mengklaim bahwa dia sudah baik begitupun kita tidak boleh menghukumi orang - orang yang selalu melakukan perbuatan - perbuatan buruk karena perjalanan hidup seseorang belum berakhir sampai dia menghilang dari muka bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar