Selasa, 19 April 2011

Usia yang berbanding lurus dengan Prestasi

Berikut adalah sebuah kisah yang barangkali bisa berguna untuk mengarahkan kembali pemahaman kita bila sudah melenceng tidak menentu.
John F Kennedy seringkali menyampaikan kisah dari kakeknya, ketika masih muda di Irlandia, yang dalam perjalanannya ke sekolah selalu melewati dinding batu setinggi 3 meter. Pemuda ini sangat ingin untuk memanjatnya tetapi selalu merasa takut tidak mampu melampauinya, karena itu dia tidak pernah tahu apa yang ada di balik dinding tersebut.
Suatu hari sepulang sekolah menuju rumah, pemuda ini berjalan seraya melempar - lempar topinya dan tanpa sengaja topi itu terlempar sampai ke balik dinding batu tinggi. Karena pemuda ini takut dihukum pulang ke rumah tanpa topi maka kini dia harus berusaha melompat dinding batu itu untuk mengambil kembali topinya. Rasa takutnya terhadap hukuman karena telah menghilangkan topi mengalahkan rasa takutnya memanjat dinding batu.
Begitulah dalam petualangan hidup ini kita seringkali takut mengambil resiko dalam merefleksikan ide - ide kreatif. karena pemahaman yang keliru bahwa "mengubah menuju suatu yang baru hanya mengandung resiko", padahal bertahan dalam kondisi yang adapun sebenarnya mengandung resiko yang lebih besar

Ayo kita menetapkan pilihan untuk maju dan berprestasi, tetapi perlu dipahami bahwa prestasi tidak identik dengan popularitas sebab nyatanya banyak contoh orang - orang populer namun tidak sinergis dengan prestasi ( tentu saja prestasi yang baik ) terkadang mereka terpaksa harus menjadi penghuni hotel prodeo begitu pula ada orang - orang yang memiliki prestasi tetapi tidak top bila meminjam istilahnya Republika ' berkarya dalam sunyi'. Tentu saja kita harus mengesampingkan popularitas dan berupaya hanya fokus memberikan kontribusi yang bermanfaat dimanapun kita berpijak walau mungkin orang menilai perbuatan kita sepele namun kita tentu ingat bukan bahwa :"amalan sebesar zarah ( atom ) pun akan ada hisab ( perhitungan ) nya kelak". Sungguh motivasi yang hebat sehingga kita akan terus menerus berupaya mempersembahkan perbuatan - perbuatan yang bernilai positif bagi lingkungan.
Rasulullah pernah bersabda : " raihlah 5 perkara sebelum datangnya 5 perkara, yaitu
  1. Hidupmu sebelum matimu
  2. Sehatmu sebelum sakitmu
  3. Kesempatan sebelum sibukmu
  4. Mudamu sebelum tuamu
  5. Kayamu sebelum miskinmu

begitupun hadist yang disampaikan oleh Bukhari dari Ibnu Abbas ra :
"Ada 2 nikmat yang kebanyakan manusia tertipu di dalamnya yaitu kesehatan dan kesempatan"
Karena kesempatan hidup terbatas maka mari kita tinggalkan hal - hal remeh yang tidak bermanfaat dan mengalihkannya untuk mencari cara cerdas agar berprestasi seperti beberapa teladan berikut :
  • Atha' bin Abi Rabah pernah tidur di mesjid selama 30 tahun untuk mencari ilmu
  • Ahmad bin Hambal berjalan sejauh 30.000 mil untuk mencari hadist, beliau telah mewariskan 40.000 hadist dalam musnadnya
  • Al A'Masy tidak pernah terlambat mengikuti takbiratul ihram selama 60 tahun
Penulis buku La Tahzan DR.Aidh A Qarni ( lahir 1379 H atau 1960 ) pernah mengungkapkan kalimat yang indah " tetesan demi tetesan akan menjadi sungai, dirham demi dirham akan menjadi harta, kertas demi kertas akan menjadi buku dan waktu demi waktu yang dilalui akan menjadi umur"
(dipetik dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar