Kamis, 14 April 2011

Koreksi diri dari kasus Arifinto

Ketika berita mengenai seorang wakil rakyat dalam sidang paripurna kedapatan membuka situs porno,
beragam komentar dilontarkan secara lisan maupun tulisan, ada yang percaya dan mengecam, ada yang tidak percaya dan ada juga yang memaklumi . Namun tak ayal kecaman lebih sering terdengar atas tindakan yang tidak patut dilakukan oleh seorang pemegang amanah rakyat apalagi saat sidang yang semestinya di ikuti dengan serius dan kesungguhan.
Sekedar untuk perenungan, ketika banyak kasus bermunculan dinegeri ini mulai dari korupsi, perlakuan buruk para TKI kita di luar negeri, pembangunan gedung yang menyayat hati rakyat, pendidikan yang menyimpang dari tujuan, penipuan yang dilakukan dengan mengandalkan paras yang molek, bertambahnya jumlah anak - anak yang menjadi pengamen jalanan dan masih banyak lagi kasus - kasus lainnya yang di ekspos media menjadikan kita orang yang pintar mengenali batas - batas norma dan hukum, namun dalam setiap pembicaraan yang sempat terdengar ada satu kalimat yang terpikirkan "sebaik apakah kita ?"
Bagaimana sebagai seorang karyawan, apakah kita sudah amanah menunaikan kewajiban kita sehingga hasil pekerjaan kita berkualitas dan berguna bagi masyarakat ?
Bagaimana sebagai seorang guru, apakah betul kita telah menjadi guru yang sukses mendidik melalui teladan sikap dan tindakan yang benar ?
Bagaimana sebagai seorang pegawai pemerintah, betulkah kita telah melayani masyarakat sebaik - baiknya ? Bukankah banyak masyarakat mengeluhkan betapa sulitnya mendapati abdi negara disaat mereka dibutuhkan karena sering mangkir ?)
Bagaimana sebagai seorang pengusaha / wiraswasta, betulkah kita telah menjamin bahwa masyarakat mendapatkan produk yang aman, sesuai takaran dan berkualitas serta tidak semata mengutamakan keuntungan sebanyak - banyaknya.
Semua tindakan - tindakan kita boleh jadi tidak terdeteksi oleh wartawan dan diekspos media, tetapi coba kita mulai membuka tabir diri kita sendiri tanpa mesti diketahui orang lain sebab sebenarnya ada CCTV super canggih yang senantiasa merekam diri kita dimanapun kita berada ( sekalipun saat kita dikesendirian dan dikegelapan kelamnya malam yang pekat) nah....setelah itu mari kita jawab : masih layakkah kita menghujat / mengecam dan menghakimi orang - orang yang nampaknya berkelakuan buruk tetapi belum tentu lebih buruk dari diri kita ? Wallahua'alam

2 komentar:

  1. kan gajah dipelupuk mata tidak terlihat tp bakteri di sebrang lautan nyata terlihat

    BalasHapus
  2. jadi kebiasaan orang - orang jahil dahulu dengan sekarang tidak berbeda ya.....(seperti tertuang di QS Al Hujurat : 11 )

    BalasHapus